Bimbangnya Hati

07.29 0 Comments A+ a-

Aku berdiri di pusat jarum jam yang menghantarkan menit dan detik berjalan. 
Biarkan seperti itu sampai aku tahu akhir dari kebimbangan hati. 




Aku pikir sudah selesai segala hal yang menyangkut hati. Aku pikir melupakan semudah merobek satu helai kertas. Ternyata itu lebih sulit dari merobek ribuan karton sekaligus dengan tangan. 

Melupakan lebih parah...

Parah. Sampai-sampai aku tidak tahu, mengapa spidol permanen yang sudah terlanjur tergores di papan tulis putih masih coba saja dihapus. Padahal goresan itu susah raibnya. 

Aku berdiri di tengah jalan yang bernama Ketidakpastian. Aku abai terhadap perasaan yang datang. Aku datang kepada rasa yang memiliki ketidakpastian atau bahkan ketidakmungkinan. 

Aku pikir perasaan bisa berubah cepat. Tetapi tidak bisa cepat. Perlahan pun tida bisa. Aku pikir besok, lusa, seminggu kemudian, atau seterusnya, semua akan menjawab segala hal yang selalu mengusik hati. Ternyata, hati pun enggan untuk meninggalkan apa yang sudah dimiliki. Ternyata hati pun selalu bimbang di setiap waktunya. 

Biarkan seseorang itu pintar mencabik-cabik perasaan, tak ada satu pun yang akan tahu kapan berakhirnya itu.