#Respect
Hello… hello…
Welcome back!! Seperti biasa, gue di sini pingin menuliskan
apa-apa yang masih tersumbat di otak gue.
Setelah sekian lamanya dan sekian
kalinya gue mengalami hal semacam ‘diasingkan’ oleh lingkungan gue sendiri dan
kadang gue merasa sedih, gue berpikir kalau hal-hal seperti itu yang membuat
diri gue jadi makin lemah. Gue nerima itu dengan malah jadi orang yang lemah
tapi sekaligus gue menjadi dendaman. Dan itu membuat hati gue semakin sakit.
Setelah gue pikir-pikir, kenapa gue harus seperti itu? Itu kan malah jadi
penyakit hati, kan? Kalau gue ketemu orang yang nggak gue suka, gue malah
maki-maki dalem hati. Jadi, diri gue tuh nggak bahagia sendiri. Gue justru
malah nyengsarain diri gue sendiri.
Gue berpikir, mereka salah sudah
memperlakukan orang di sekitarnya seperti itu, tapi gue juga nggak 100% benar
dengan dendam atas sikap mereka. Gue masih salah karena sikap orang-orang yang
jelek ke gue itu pada akhirnya gue imbasin ke orang-orang di sekeliling gue
yang masih care sama gue. Gue udah salah besar kalau nganggep orang-orang yang care sama gue itu sifatnya sama banget
sama orang-orang yang nggak care sama
gue atau memperlakukan gue nggak baik.
Menurut gue, orang-orang seperti
itu adalah orang-orang yang sangat tidak perlu untuk dipusingin, dipikirin,
atau malah dipeduliin. Kalau mereka sombong, yaudah mereka ini, kan? Kita nggak
bisa maksain seseorang untuk nggak sombong. Kalau mereka selalu menindas
orang-orang di sekelilingnya apalagi orang-orang yang menurut dia lemah,
yaudah, kita nggak usah balik dendam ke mereka. Kita juga nggak bisa maksa
seseorang untuk baik ke kita. Karena ada masa, ada saat dimana mereka bakal
sadar kalau apa yang mereka peroleh nantinya adalah buah dari apa yang mereka
lakuin ke orang-orang di sekeliling mereka. Kalau mereka baik terhadap sesama,
mereka juga juga pasti dapet efek dari perbuatan baik mereka itu sendiri. Yang
perlu gue pikirin sekarang adalah, bagaimana gue berperilaku baik sama
orang-orang di sekeliling gue. Dan bagaimana gue membuat diri gue bahagia
walaupun ada orang-orang yang menyakiti hati gue tanpa disadari, yaitu dengan
tidak memperdulikan orang-orang yang menyakiti hati gue. Karena bahagia yang
sebenarnya bukan berasal dari teman-teman yang banyak atau temen-temen yang
selalu hadir saat kita punya masalah atau apapun, tapi bahagia yang sebenarnya
datang dari hati kita sendiri. Kalau kita bilang lagi nggak bahagia, itu bukan
karena utang yang banyak atau banyak masalah, tapi itu karena hati kita yang
bermasalah. Dan bahagia itu pilihan.
Gue pernah nemu temen yang suka
nge-underestimate orang padahal orang itu nggak salah apa-apa, dan gue juga
pernah digituin (dipandang kayak ‘apasih lo aneh’) sama orang itu. Terus gue
kayak kesel gitu, tapi gue nggak bisa apa-apa karena kalau yang gue hadapin itu
cowok lah kalau gue lawan bisa aja kalah, kan? Terus gue cuma bisa diem, tapi
gue udah berusaha untuk nggak dendaman lagi, gue coba untuk lupain orang-orang
kayak gitu. Terus gue dapet kabar dari temen-temen gue yang lain kalau dia
justru mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari temen-temennya yang
lain.
Jadi, gue percaya kalau apa yang
kita lakuin mau itu buruk atau nggak, itu bakal berimbas juga ke diri kita.
Sekarang bagaimana diri kita untuk nggak membuat hati orang sakit, yaitu dengan
menjaga ucapan sama sikap kita. Walaupun kita manusia masih memungkinkan untuk
berbuat salah, tapi kita juga harus try be good, be nice. Sesederhana itu, kok
Sekian :)