Perbedaan ‘Critical Eleven’ di Film dan di Novel

00.28 0 Comments A+ a-

Hello… hello… Bertemu lagi kita di blogqu yang keren ini. Hahaha *apasik* Kali ini gue pengen ulas-ulas sedikit tentang Critical Eleven. Yang main socmed pasti udah pada tau apa itu Critical Eleven, kalau nggak tau cek aja akun Instagram Critical Eleven (criticaleleven) atau kalian bisa ke bioskop dan tanya-tanya sama mba-mba bioskopnya “Critical Eleven itu apa?” atau kalian bisa ke toko buku dan search buku Critical Eleven biar makin tahu, ya nggak? Hahaha *apadah gue*
           
Well, Critical Eleven itu adalah sebuah istilah yang ada di penerbangan gitu. Tapi di sini gue pengen bahas bukan Critical Eleven itu tapi Critical Eleven yang merupakan sebuah novel yang ditulis oleh seorang wanita keren yang bernama Ika Natassa. Baiklah, Ika Natassa sekarang menjadi penulis kesukaan gue <3 NAH! Dan novelnya dia sekarang sudah diadaptasi ke dalam sebuah film dengan judul yang sama, lho. Amazing. Fyi, gue sudah baca novelnya dan sudah nonton filmnya di hari ke-dua film itu diputar di bioskop.
            
Awalnya gue baca dulu tuh novelnya, dan gue suka banget sama alur ceritanya, karakter di novel itu, terus konfliknya tuh yang mungkin orang-orang mikir konflik rumah tangga seperti itu-lah yang buat sebuah hubungan suami-istri semakin kuat. Azek…
           
Kemudian gue penasaran dong gimana sih sama film CE ini. Setelah gue tonton, gue juga suka sama filmnya! Gue suka dua-duanya! Novelnya bikin gue jatuh cinta, dan filmnya juga. Gue pikir bakal mengecewakan atau apalah, ternyata tidak. Meskipun ada beberapa perbedaan dari film dengan novelnya, tapi keseruan ceritanya nggak hilang sama sekali. Love! Sukak!
            
Kalau ngomong-ngomong tentang novelnya, di novel CE ini, alurnya kayak flashback dan buat yang baca tuh penasaran. Kayak, ‘Kenapa sih sama si Anya sampe bersikap begitu ke Ale?’ ‘Kasian si Ale, dia tuh kayak sayaaaang banget sama istrinya. Tapi kenapa sama si Anya?’ terus gue bertanya-tanya lagi pas baca novelnya, ‘Perasaan di awal-awal tuh kayak mereka romantis banget. Saling sayang satu sama lain. Ya kalau ada konflik seputar rumah tangga ya paling sepele gitu. Tapi ini kayak besar gitu konfliknya, apa ya yang buat mereka seperti ini?’ #penasaran
           
 Dan ternyata, setelah gue membaca lembar halaman berikutnya, dan berikutnya, dan berikutnya, gue kayak langsung sehati gitu. Iyalaaa, gue juga kalau jadi Anya bakal bersikap gitu. Sakit hati, coy. Tapi tetep aja gue kasian sama Ale… huf…
            
Nggak berbeda nih sama novelnya, filmnya juga keren abis. Apalagi filmnya diperankan oleh Reza Rahadian dan Adinia Wirasti. Gue suka banget sama mereka pas peranin Ale dan Anya. Chemistry-nya dapet sekaliii! Bedanya di filmnya mungkin kalau di film nggak flashback, di film alurnya maju. Soundtrack yang ada di film ini menurut gue bagus parah. Isyana sebagai pengisi soundtrack ‘Sekali Lagi’ membawakan lagu dengan baik. Suaranya enak, bikin orang yang nonton juga ikut ke dalam film itu. Ya… ikut sedih, ikut gemes, ikut kesel, ikut emosi, ikut galau, dan ikut mikir bahwa pada sadarnya sesuatu yang seharusnya diperjuangkan ya memang harus diperjuangkan
            
Terakhir, ada sedikit perbedaan yang gue rasain di film ini. Seperti Ale yang di novel yang mana adalah Ale yang cool dan sedikit bicara kalau di hadapan keluarganya, tetapi gue merasa Ale yang di film lebih banyak bicara kalau di hadapan keluarganya (tapi tetep cool, kok). But, overall very good. Pokoknya yang nge-direct film ini mantap betul! Walaupun ada perbedaannya antara versi film dengan novel, ya nggak pa-pa. Namanya juga adaptasi, ya kan? Thank you so much, Tim Critcal Eleven sudah menghibur J
           
 Dan yang belum baca novelnya, buruan beli bukunya di Gramedia karena setahu gue novelnya udah ganti cover deh, lebih cool. Dan tentunya dibaca. Kalau yang belum nonton, buruan nonton di bioskop. Beli tiketnya!
           
 Sekian.


sumber foto: www.brilio.net