Membangun Ide, Hingga Terbit

17.38 0 Comments A+ a-

How to Publish a Book


Membangun Ide, Hingga Terbit


Untuk menerbitkan sebuah karya yang berbentuk buku tidaklah mudah. Banyak proses yang perlu dilalui. Bagaimana untuk menerbitkan buku itu sendiri? Butuh proses tentunya. Mulai dari membangun ide, mengumpulkan niat, menghilangkan rasa malas, naskah selesai, hingga buku tersebut dikirikan kepada penerbit hingga siap cetak.


            Hesti Nurhayati yang merupakan salah satu dosen sekaligus sudah menerbitkan buku lebih dari 2 yaitu The Big O, Harashibubara: Tokyo Street Fashion Paradise, dan Dasar-dasar Penulisan. The Big O yang merupaka novel terbitan Grafindo, tahun 2010 ini ditulisnya dengan proses yang panjang. Hesti mengambil kejadian nyata yang dialaminya, kemudian ia kembangkan ke dalam novel The Big O tersebut.
            Setelah naskah selesai pun, buku tersebut tidak langsung terbit. “Tahun 2005 udah proses nyari-nyari penerbit,” ujar wanita yang selalu bergaya unik dalam penampilannya ini. “Nyari penerbit itu awalnya hunting dulu ke toko, cari-cari penerbit,” tambahnya. Hesti mengaku bahwa dirinya mencari penerbit yang sesuai naskah yang ingin terbitkan sekaligus pada saat proses mencari itu, dia mulai memikirkan genre dalam bukunya.
            Pada masanya dulu, novel chicklit sedang digemari oleh remaja, khususnya kaum hawa. Itu yang membuat Hesti tertarik untuk membuat novel dengan genre Chicklit; yang bertemakan pop dan urban. Selain mencari penerbit yang cocok dengan naskahnya, Hesti juga berniat menemui penulis-penulis yang suka menulis novel Chicklit pada saat itu. “Waktu itu ada Ica Rahmanti yang bikin cintapucino sama Alberthein Endah. Itu saya langsung ketemu. Waktu itu di UI, di fakultas sastra sering banget bikin acara-acara kayak gitu. Jadi saya ketemu sama yang udah punya nama.” Setelah bertemu dengan beberapa penulis yang ia temui, Hesti juga tak lupa untuk bertukar nomor handphone serta e-mail. Selama proses pendekatan kepada penulis yang populer tersebut, Hesti juga tentunya berguru kepada mereka.
            Setelah naskah Big O terbit pun, dirinya mulai mendekati beberapa media massa dalam mem-promosikan bukunya tersebut. Sampel buku yang biasa didapat dari penerbit tidak dijualnya kembali, dosen yang mengajar bidang Penulisan, Humaniora, Konsep Budaya, Manajemen Industri&Pengantar Keilmuan di salah satu perguruan tinggi ini mengaku lebih memilih memberikan sampel kepada media agar kemudian di review oleh media massa tersebut.
            Berbeda dengan Hesti Nurhayati, Salwa Radin Azkia, atau yang sering disapa Radin Azkia ini tidak melalui proses yang panjang dalam menerbitkan bukunya. “Pertama kali prosesnya itu… aku yang dihubungin pihak loveablenya. Pihak penerbit Loveable hubungin aku, ngajak kerjasama. Terus, setelah aku pertimbangkan lagi segala macam, akhirnya aku setujuin. Prosesnya juga nggak lama sampai yang berbulan-bulan gitu, editinya Cuma bebrapa minggu, naik cetak, nunggu aku ke Jakarta buat signing book, terus dipublish deh,” ujar penulis dari novel ‘Maps’ ini, yang juga tengah sibuk kuliah di Universitas Brawijaya, Malang. Penerbit pada saat itu tertarik untuk menerbitkan naskahnya, ketika Radin memposting ceritanya tersebut di aplikasi Wattpad.

source: bukalapak.com

            
                Meskipun proses menerbitkan bukunya tidak begitu rumit, ada pula beberapa kendala yang dialaminya seperti jenuh saat menulis dan writer stuck (ide yang mandek). Namun, semua itu sudah diatasinya hingga saat ini Radin berhasil menerbitkan 2 buku yaitu Maps, salah satu buku pertamanya dan A-bian-ca. Perasaan jenuh saat menulis buku memang kerap terjadi di kalangan penulis, semua perasaan itu harus sukses dihilangkan, dan kembalikan kepada niat awal, yaitu menerbitkan buku. 




© Indi Vidyafi