Membangun Ide, Hingga Terbit
How to Publish a Book
Membangun Ide, Hingga Terbit
Untuk menerbitkan
sebuah karya yang berbentuk buku tidaklah mudah. Banyak proses yang perlu
dilalui. Bagaimana untuk menerbitkan buku itu sendiri? Butuh proses tentunya.
Mulai dari membangun ide, mengumpulkan niat, menghilangkan rasa malas, naskah
selesai, hingga buku tersebut dikirikan kepada penerbit hingga siap cetak.
Hesti Nurhayati yang merupakan salah satu dosen sekaligus
sudah menerbitkan buku lebih dari 2 yaitu The Big O, Harashibubara: Tokyo
Street Fashion Paradise, dan Dasar-dasar Penulisan. The Big O yang merupaka
novel terbitan Grafindo, tahun 2010 ini ditulisnya dengan proses yang panjang.
Hesti mengambil kejadian nyata yang dialaminya, kemudian ia kembangkan ke dalam
novel The Big O tersebut.
Setelah naskah selesai pun, buku
tersebut tidak langsung terbit. “Tahun 2005 udah proses nyari-nyari penerbit,”
ujar wanita yang selalu bergaya unik dalam penampilannya ini. “Nyari penerbit
itu awalnya hunting dulu ke toko, cari-cari penerbit,” tambahnya. Hesti mengaku
bahwa dirinya mencari penerbit yang sesuai naskah yang ingin terbitkan
sekaligus pada saat proses mencari itu, dia mulai memikirkan genre dalam
bukunya.
Pada masanya dulu, novel chicklit
sedang digemari oleh remaja, khususnya kaum hawa. Itu yang membuat Hesti
tertarik untuk membuat novel dengan genre Chicklit; yang bertemakan pop dan
urban. Selain mencari penerbit yang cocok dengan naskahnya, Hesti juga berniat
menemui penulis-penulis yang suka menulis novel Chicklit pada saat itu. “Waktu
itu ada Ica Rahmanti yang bikin cintapucino sama Alberthein Endah. Itu saya
langsung ketemu. Waktu itu di UI, di fakultas sastra sering banget bikin acara-acara
kayak gitu. Jadi saya ketemu sama yang udah punya nama.” Setelah bertemu dengan
beberapa penulis yang ia temui, Hesti juga tak lupa untuk bertukar nomor
handphone serta e-mail. Selama proses pendekatan kepada penulis yang populer
tersebut, Hesti juga tentunya berguru kepada mereka.
Setelah naskah Big O terbit pun,
dirinya mulai mendekati beberapa media massa dalam mem-promosikan bukunya
tersebut. Sampel buku yang biasa didapat dari penerbit tidak dijualnya kembali,
dosen yang mengajar bidang Penulisan, Humaniora, Konsep Budaya, Manajemen
Industri&Pengantar Keilmuan di salah satu perguruan tinggi ini mengaku
lebih memilih memberikan sampel kepada media agar kemudian di review oleh media
massa tersebut.
Berbeda dengan Hesti Nurhayati, Salwa Radin Azkia, atau
yang sering disapa Radin Azkia ini tidak melalui proses yang panjang dalam
menerbitkan bukunya. “Pertama kali prosesnya itu… aku yang dihubungin pihak
loveablenya. Pihak penerbit Loveable hubungin aku, ngajak kerjasama. Terus,
setelah aku pertimbangkan lagi segala macam, akhirnya aku setujuin. Prosesnya
juga nggak lama sampai yang berbulan-bulan gitu, editinya Cuma bebrapa minggu,
naik cetak, nunggu aku ke Jakarta buat signing book, terus dipublish deh,” ujar
penulis dari novel ‘Maps’ ini, yang juga tengah sibuk kuliah di Universitas
Brawijaya, Malang. Penerbit pada saat itu tertarik untuk menerbitkan naskahnya,
ketika Radin memposting ceritanya tersebut di aplikasi Wattpad.
source: bukalapak.com
Meskipun proses menerbitkan bukunya tidak begitu rumit,
ada pula beberapa kendala yang dialaminya seperti jenuh saat menulis dan writer
stuck (ide yang mandek). Namun, semua
itu sudah diatasinya hingga saat ini Radin berhasil menerbitkan 2 buku yaitu
Maps, salah satu buku pertamanya dan A-bian-ca. Perasaan jenuh saat menulis
buku memang kerap terjadi di kalangan penulis, semua perasaan itu harus sukses
dihilangkan, dan kembalikan kepada niat awal, yaitu menerbitkan buku.
© Indi Vidyafi