ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) dari cerita Keong Emas - CANGKANG EMAS MIRANDA

19.06 0 Comments A+ a-

Miranda Kerr dikenal sebagai gadis berdarah biru yang sombong. Sebelum kedua orang tuanya meninggal, Miranda Kerr dibekali oleh kedua orang tuanya sebuah emas yang menggunung yang terletak di bawah rumahnya yang megah layaknya istana di kerajaan dongeng. Namun, setelah itu, dia tidak bisa langsung menikmati limpahan emas pemberian orang tuanya. Dia justru menerima kesengsaraan.
            Seorang pemuda yang melihat Miranda yang penuh dengan bergelimbang harta sekaligus memiliki sifat yang sombong, merasa kesal. Saat seseorang itu mengetahui bahwa kedua orang tua Miranda telah meninggal, dia merasa senang dan berniat untuk membuat Miranda jera. Hingga pada suatu malam, pemuda itu mulai menjalankan aksinya.
            Niat dia adalah mengutuk rumah Miranda menjadi kecil seperti rumah keong dengan bantuan ilmu sakti yang sudah satu tahun ini ia pelajari dari nenek peyek.  Rencananya berjalan sangat lancar. Dimulai ketika malam hari pukul 12 malam. Pemuda yang bernama Raden itu pergi keluar rumah tanpa berpamitan kepada ibunya yang tengah tidur, dan sebenarnya Raden tidak tega untuk meninggalkan ibunya yang sedang sakit. Tetapi, rasa kesalnya kepada Miranda Kerr tidak mampu dikalahkan.


            “Maafkan aku ibu.” Gumam Raden ketika membuka pintu rumahnya, dan lantas keluar dari rumah itu.
            Setelah sampai, Raden yang mengenakan baju serba hitam, langsung merentangkan tangannya. Merentangkan tangan adalah ritual yang harus dilakukan agar kutukannya kepada Miranda sukses.
            Butuh waktu 10 menit baginya untuk mengumpulkan seluruh energi serta kekuatan. Sambil memandangi rumah Miranda yang besar nan sunyi dari jarak 5 meter, Raden berkomat kamit mengucap sebuah mantra.
            “Sebentar lagi kamu akan merasakan apa yang aku rasakan dahulu. Menderita. Sengsara.”
            Tak lama dari perkataan Raden tadi, rumah Miranda langsung menyemburkan silau cahaya keemasan selama 7 menit. Selama 7 menit berlangsung pun, Raden terus menyeringai penuh kemenangan. Hingga cahaya keemasan yang menyilaukan itu menghilang berbarengan dengan rumah megah Miranda yang juga hilang. Yang terlihat di sana, hanya ilalang-ilalang sepi tanpa isi.
            Hari berikutnya pun, seluruh rakyat dibuat heran karena hilangnya rumah Miranda yang hilang, dan juga pemilik rumahnya pun ikut hilang. Berita kehilangan Miranda dan rumahnya pun sampai terdengar ke telinga ibu Raden.
            “Aneh sekali nak,” ucap ibu Raden sambil terbatuk-batuk. Raden yang sedang mengeluarkan obat ibunya pun berusaha membuang muka dari tatapan ibunya.
            “Biarkan saja bu. Miranda itu gadis yang sombong. Kehadirannya di sini tidak bermanfaat. Kekayaannya juga akan lenyap bersamaan dengan sifatnya itu.”
            “Raden, kamu tidak ibu ajarkan menjadi manusia pendendam. Ibu sangat tahu akan sifat Miranda. Ibu tahu, kamu marah karena Miranda pernah menolak mentah-mentah memberikan sedikit uangnya kepada kamu untuk perobatan ibu, bukan? Tapi, yang perlu kita lakukan sekarang adalah melupakan itu. Kejadian itu sudah lama, dan tidak perlu diingat-ingat. Kalau kita terus mengingatnya, yang ada rasa sakit tidak akan pernah bisa hilang.”
            “Tapi, kenapa ibu terus menyanyakan tentang hilangnya Miranda dan rumahnya?”
            “Ibu kasihan, dia hanya hidup seorang diri. Yang membuat aneh, rumahnya pun raib. Tidak ada jejak sama sekali. Kecuali kalau rumah itu terbakar. Rumah terbakar hingga hangus pun masih terlihat bekasnya.”
            Raden menanggapi perkataannya ibu sambil mengangkat bahu.
           
            Paginya, ibu Raden pergi ke sungai untuk mencuci baju kotor milik dirinya dan Raden. Untuk sampai ke sungai itu, dia harus melewati rumah Miranda yang sekarang sudah berubah menjadi ilalang. Ibu Raden memandanginya, dan tak jauh dari sana ia sudah sampai di sungai. Ketika sedang asyik mencuci ditengah-tengah kondisinya yang sedang tidak baik, ibu Raden menemui sebuah keong yang cangkangnya emas menyilaukan. Cangkangnya sangat unik, berbeda dengan keong-keong pada umumnya.
            Akhirnya, ibu Raden berniat untuk membawa pulang keong itu ke rumah. Setibanya di rumah, setelah mencuci pakaian. Ibu Raden menyimpan keong itu ke dalam sebuah kotak. Dia pandangi terus. Terkadang sebuah cahaya keluar dari keong itu. Raden yang melihat ibunya terus memandangi kotak, ikut penasaran. Ternyata, kotak yang sedari tadi dipandangi ibunya berisi keong emas.
            Setelah itu, Raden diberitahu oleh nenek peyek, bahwa ada hal ganjil yang bersumber dari rumah Raden setelah kehadiran keong emas. Nenek peyek tidak tahu pasti, yang ia tahu adalah keong emas itu bisa menyembuhkan penyakit ibunya, dan keong emas itu bukan sembarang keong.
            Ternyata betul apa kata nenek peyek. Sudah seminggu lebih, Raden tidak melihat ibunya terbatuk-batuk. Badannya sehat bugar. Raden pun ikut penasaran dengan keong emas itu. Suatu malam, dia mencoba ilmu yang dia bisa aka nasal usul keong emas yang bisa merubah ibunya ini. Raden berpikir, seandainya saja dia bertemu keong emas ini dari awal, dia tak perlu memohon pada Miranda untuk meminta bantuan berupa uang.


            Dua kali sudah ilmu yang Raden miliki dicoba, tetapi hasilnya nihil. Menurut pemuda itu, mungkin ini hanya kebetulan saja atau keong ini mungkin hanya binatang keberuntungan.
            “Percaya atau tidak. Aku tetap berterima kasih kepadamu keong emas,” Raden mengelus lembut cangkang emas itu, dan tiba-tiba kejadian yang diinginkan terjadi. Raden merasakan kamarnya berguncang hebat seperti ingin gempa. Dia berusaha menyeimbangkan tubuhnya. Kejadian itu berlangsung selama 5 menit. Tiba-tiba saja, keong emas menyalakan sinarnya kembali, kali ini lebih menyilaukan. Dan semenit kemudian, keong emas berubah menjadi seorang gadis.
            “Maafkan aku, Raden.” Raden terkejut ketika mendapati sosok Miranda di depannya. “Aku tahu kamu yang melakukan ini padaku. Aku melihat aksimu dari balik jendela rumahku, tetapi aku diam saja. Sejak meninggalnya orangtuaku, aku kesepian dan mencoba untuk berubah. Tetapi orang-orang tetap menganggapku sama saja, termasuk kamu. Namun, sekarang aku bersyukur kamu mengutukku seperti ini, aku bisa merasakan yang namanya kenikmatanku diambil.”
            Sinar menyilaukan sudah tidak ada lagi, dan Raden masih belum bertanya. Lantas pemuda itu menggeleng tak percaya. Miranda Kerr pun kembali menjadi keong emas lagi, dan karena rasa kalut yang dimiliki Raden, pemuda itu membanting keong emas hingga cangkangnya pecah. Warna emas yang bersumber dari bongkahan emas yang terpendam di dalam rumahnya pun kini sudah menjadi serpihan debu.

            Ketika kejadian sudah terjadi, Miranda Kerr benar-benar hilang dari bumi. Untuk hari-hari berikutnya, ibu Raden kembali mengalami penyakit, malah semakin parah. Hingga ibu Raden meninggal dunia, dan Raden kehilangan ibunya. Apa yang selama ini dikatakan ibunya benar sekali.