Pelajaran Hidup dari Kisah Sri Ningsih

05.55 0 Comments A+ a-

Hello... hello...
Sudah lama rasanya tidak bercerita di blog ini.
Tapi, pembaca sekalian, di mana pun kalian kukirimkan terima kasihku (kayak lirik lagu Monokrom-nya Tulus gak?) untuk kalian yang selama ini mau membaca blog ini. Hehe...

Kali ini, gue pengen bahas tentang novel bajunya Tere Liye yang berjudul... Tentang Kamu. Novel yang sudah dikategroikan sebagai novel best seller. Amazing!






Pasti udah tau tentang novel Tere Liye yang satu ini, kalo yang belum tahu, gue saranin beli dan dibaca. Karena apa? Karena novel Tentang Kamu ini, mampu membuat gue atau mungkin kalian yang baca akan terenyuh, terkesima, tersenyum-senyum sendiri. Apa sih. Haha.

Tapi gue beneran. Gue sebenernya suka baca buku, tapi kalo yang tebel sampe 500an halaman, gue suka males buat ngabisin. Tapi, gue berhasil habisin novel Tentang Kamu yang supertebal ini.

Karena dari awal, novel Tentang Kamu ini udah bikin gue penasaran. Penasaran tentang kisah hidup Sri Ningsih, terus kenapa Sri Ningsih yang hanya seorang anak pelaut bisa memiliki kekayaan yang ibarat kata, banyak jumlahnya, sampai akhir dari kisah hidup Sri Ningsih ini sendiri. Ya, akhirnya gue tanpa ragu, gue selesaiin bacanya. Dan memang, ini cerita superbagus!

Memang jalan cerita di novel ini nggak membosankan sama sekali. Walaupun ini novel fiksi, gue berasa sosok Sri Ningsih ini ada di kehidupan nyata.

Mengenai pelajaran hidup yang bisa gue ambil, banyak banget. Seperti sifat Sri Ningsih yang sabar, yang tulus, yang tidak pernah mengeluh, yang tidak berprasangka buruk sama orang lain, pekerja keras, mau belajar, dan lain sebagainya. Perjalanan kisah hidupnya dari kecil hingga besar sangat menginspirasi. Gue jadi mikir, apa gue bisa gitu ya seperti Sri yang kuat, yang selalu berpikiran positif akan sesuatu dan nggak menyerah walau gagal?

Salah satu bagian dari perjalanan hidupnya kisah yang membuat gue nggak habis pikir saat Sri masih kecil. Saat awalnya dia ditinggal ibunya, kemudian ayahnya menikah lagi, lalu nggak lama kemudian ayahnya meninggal dan kehidupan Sri menjadi menyedihkan karena ibu tirinya berubah menjadi galak kepada dia.


Dia harus mengurus rumah seperti mencuci, memasak, bahkan Sri harus mencari uang untuk menyambung hidup dirinya, ibunya, serta adik tirinya yang masih kecil bernama Tilamuta. Di saat seperti itu, Sri tidak pernah mengeluh. Menaruh dendam atau perasaan kesal sedikit pun tidak. Terbukti saat ada tragedi di mana rumahnya kebakaran, dan kebetulan di dalam rumah ada ibu dan adiknya yang terjebak di dalam kobaran api. Sri yang berada di luar, tanpa peduli apakah di akan terluka bila masuk ke dalam rumahnya yang penuh dengan api, langsung masuk untuk menolong ibu tirinya dan Tilamuta.

Dia bener-bener tulus. Hati gue yang baca cerita itu pun tersentuh. Mungkin kita yang baca akan berpikir, 'ngapain ditolongin. Itu udah kesempatan lo biar nggak hidup sama ibu tiri yang kejam.'
Tapi Sri Ningsih.

Oke. Sebenernya masih banyak lagi pelajaran-pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari seorang Sri Ningsih. Sri juga orang yang tidak melupakan kebaikan seseorang walaupun sekecil lobang semut sekalipun. Itu yang gue suka💗 Pokoknya novel ini rekomendasi banget! Ada beberapa ilmu-ilmu yang terselip juga seiring berjalannya cerita. Kayak misal sejarah Metropole, bioskop yang ada di daerah Cikini itu.


Nah, nggak hanya itu. Novel ini mampu mengalirkan energi positif ke diri gue. Walau kadang apa yang dilakuin Sri susah untuk gue lakuin, seenggaknya gue mikir selama ini hidup gue dipenuhi dengan kemarahan akan sesuatu yang seharusnya tidak mesti direspons dengan kemarahan. Jadi gue belajar menghadapi sesuatu dengan tidak marah-marah atau gue berusaha mengabaikan itu biar nggak marah, ya belajar pelan-pelan. Karena sejujurnya gue merasa hati gue nggak tenang karena gue mungkin kurang bersyukur. Dats Ok! Hidup itu berproses.

Cukup sampai di sini berbaginya. Terima Kasih yang sudah membaca sampai bawah & semoga bermanfaat. Aamiin.

Sekian.