MENGAPA SAYA HARUS MENULIS ?

00.25 0 Comments A+ a-

Menulis adalah bagian penting dalam kehidupan seseorang. Proses manusia untuk menuangkan segala pikiran yang tersimpan di dalam otaknya. Perasaan sedih, senang, kecewa, marah, dan lain-lain bisa kita curahkan ke dalam sebuah tulisan. Semua perasaan yang kita miliki bisa kita tuangkan ke dalam sebuah lembaran atau notes, saat tak ada yang bersedia mendengarkan keluh senang maupun sedih.

Sebagian orang berpendapat bahwa menulis harus memiliki skill yang bagus dan baik. Harus merangkai kata-kata sedemikian bagusnya dan puitis, yang membuat orang lain susah mengerti. Perlu diketahui, menulis merupakan media paling hebat, media yang dapat mempengaruhi pikiran orang banyak. Menulis tidak perlu menggunakan bahasa yang tinggi dan tidak mudah dipahami oleh pembaca. Gunakan bahasa sederhana dan bersahabat dengan pembaca. Belajar mengasah diri menjadi seseorang penulis yang pandai mengajak dan menarik perhatian pembaca.

Kenapa kita — anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua perlu menulis? Dalam artian di sini, saya bukan membahas tentang bagaimana menjadi seorang ‘Penulis’ tapi belajar menulis. Menulis tidak pernah dibatasi dengan usia, status sosial, atau bahkan jenis kelamin. Semua kalangan bisa memiliki hak menulis apa yang ingin ditulisnya selagi itu bermanfaat bagi pembaca dan dirinya sendiri. Semua kalangan berhak merasakan efek positif dari menulis.
Tidak ada salahnya menulis. Membaca juga merupakan bagian dari melatih kemampuan menulis. Bagi saya, bagian paling menggembirakan adalah  proses dari menuangkan ide ke dalam bentuk tullisan. Proses di mana kita menjadi dewasa dengan kata-kata. Proses di mana kita akan berdamai dengan kebebasan. Khusus, kebebasan menulis itu sendiri. Tidak perlu muluk-muluk untuk menjadi penulis. Tidak perlu harta yang berlimpah, kedudukan yang tinggi, wajah yang rupawan, atau lainnya. Hanya perlu ide. Belajar mengembangkan ide yang menarik dengan sering membaca dan menambah wawasan lewat media apapun. Seperti televise, radio, dan alam pun bisa dijadikan sebagai media mengembangkan ide. Untuk yang baru belajar pun, buat cerita sederhana saja.  Hanya catat saja ide apapun itu agar tidak lupa.
Budaya menulis amat jarang dilakukan oleh seseorang. Padahal sebuah tulisan dapat mempengaruhi kemajuan sebuah bangsa. Tulisan dapat merubah cara pandang seseorang akan sesuatu hal. Meskipun, tak hayal orang menganggap menulis adalah sebuah kegiatan biasa. Padahal menulis juga merupakan kegiatan untuk mengasah kreativitas seseorang. Orang yang memiliki kreativitas akan beruntung kelak, karena dunia kreatif tidak akan ada matinya.

Orang yang berhenti menulis, perkataannya akan membosankan. Kata yang digunakan akan diulang-ulang, tak bervariasi dan berubah-ubah. Dan akan membosankan jika berbicara atau menuangkan sebuah tulisan. Tulisan meskipun sederhana jika kata-kata yang digunakan hanya itu saja, juga akan membosankan bagi pembaca. Boleh saja penulis menggunakan bahasa yang sederhana dan tidak tinggi, tapi ingat! Kata-kata bervariasi juga diperlukan.

Kalian pernah mendengar kisah seorang anak SMA yang bernama Nurmillaty Abadiah yang menulis sebuah surat terbuka untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak M. Nuh. Sebuah tulisan tentang argumentasi dirinya terhadap Ujian Nasional yang dirasa sulit. Sebuah tulisan yang mampu membuat geger dunia pendidikan Indonesia. Nurmillaty yang dianggap hebat dengan hanya sebuah tulisannya itu, dan mampu mewakili perasaan pelajar Indonesia yang kala itu tengah menghadapi kelulusan mereka.
Bisa dibayangkan tulisan dapat merubah pola pikir seseorang. Dapat mengungkap fakta yang telah dipendam. Dapat merubah yang tidak tahu menjadi tahu. Semua bisa digali melalui tulisan.

Dan pertanyaan saya sendiri adalah, mengapa saya harus menulis? saya memiliki banyak alasan untuk menulis dan tidak memiliki alasan untuk tidak menulis. Menjadi seorang penulis adalah salah satu impian saya, Dan dengan menulis, perlahan saya dapat menggapai impian tersebut. Jadi, kenapa saya harus menulis, karena saya ingin menjadi seorang penulis.  

Terkadang saya sempat berpikir untuk berhenti menulis karena ide yang belum muncul bukannya tidak muncul. Namun, setelah itu saya bangkit lagi. Mulai memainkan jemari saya di atas keyboard laptop atau sekedar mengetik kata-kata singkat di handphone. Apapun saya tulis. Entah itu berupa cerita fiksi, atau kejadian yang saya alami di hari itu. Jadi, setiap hari saya harus menulis, barang satu atau dua kalimat pun. Penting atau tidak tulisan itu, saya tulis saja dan simpan. Barang kali dibutuhkan sewaktu-waktu.
Saya mulai menyukai dunia menulis saat kelas sembilan SMP. Saat itu saya memiliki masalah yang besar. Yang saya tidak bisa mengadu kepada orangtua atau teman. Dan saya mencoba tuangkan dalam sebuah tulisan. Saat saya tuangkan, seperti beban dalam hidup saya sedikit berkurang. Meski sedikit, itu bermanfaat. Begitulah akhirnya saya berlanjut menulis. Seterusnya, hal sekecil apapun saya tulis. Setelah sekian lama, saya melihat-lihat bentuk tulisan saya dan saya dapat mengetahui perkembangan bentuk tulisan saya. Yang pada awalnya ‘hanya’ sekedar menulis dan pada akhirnya tulisan saya lebih terangkai dengan baik di banding sebelumnya. Hal ini karena saya giat berlatih untuk menulis.


Saat keberadaanmu tidak dianggap, menulis lah. Saat perkataanmu tidak di dengar, menulis lah. Saat momen bahagia mendatangimu, menulislah. Saat momen sedih mengusikmu, menulislah. Saat kakimu melangkah keluar, menulis lah. Tidak perlu waktu bahagia dan sedih saja kamu menulis. Karena kita tidak tahu apa yang terjadi esok hari. Buat saja sebuah kenangan berupa tulisan yang akan dikenang massa dan zaman.